Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bolehkah Menggabungkan Puasa Sunnah Dan Qadha Ramadhan

 

Syekh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah dalam Fatawa Ash Shiyam berkata, "Barangsiapa berpuasa pada hari 'Arafah (9 Dzulhijah), atau pada hari 'Asyura (10 Muharram) sedangkan ia masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka puasa sunnah yang ia lakukan tadi sah. Akan tetapi apabila ia berniat puasa 'Arafah atau pada hari 'Asyura dengan niatan puasa Ramadhan, maka ia akan mendapat dua ganjaran. Yaitu ganjaran puasa 'Asyura dan ganjaran qadha' puasa.

Baca Juga: Apakah Boleh Mengulang Shalat Karena Merasa Ragu Dan Tidak Khusyuk? 

Penjelasan ini dimaksudkan untuk puasa yang tak ada kaitannya dengan puasa Ramadhan. Adapun puasa enam hari di bulan Syawal, ia adalah puasa muqayyad, artinya ada kaitannya dengan puasa Ramadhan. Puasa Syawal boleh dilakukan setelah qadha' Ramadhan selesai ditunaikan. Seandainya seseorang melakukan puasa Syawal sebelum qadha' puasa Ramadhan, maka ia tidak mendapati ganjaran puasa Syawal (yaitu pahala seperti puasa setahun penuh).

Syekh Sholih Al Munajjid hafizhohullah dalam Fatawanya menjelaskan, "Sudah sepatutnya seseorang mendahulukan qadha' puasa. Ini lebih utama daripada melakukan puasa sunnah. Namun jika waktu begitu sempit dan khawatir akan luput puasa pada hari yang mulia seperti pada hari 'Asyura (10 Muharram) atau pada hari 'Arafah (9 Dzulhijah), maka berpuasalah dengan niatan qadha' puasa. Semoga dari situ ia bisa mendapatkan pahala puasa 'Asyura atau puasa 'Arafah sekaligus. Karunia Allah sungguh amat luas.

Baca Juga: 5 Penyebab Seseorang Malas Melakukan Ibadah 

Kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu dianjurkan untuk mengadha' puasa dan nantinya semoga pahala puasa sunnah juga diperoleh. Dan bukan dimaksudkan untuk menggabungkan niat qadha' puasa dengan puasa sunnah sekaligus. Komisi Tetap dalam Riset Ilmiyyah dan Fatwa di Saudi Arabia pernah mengatakan, "Tidak boleh melakukan puasa sunnah dengan dua niat sekaligus yaitu dengan niat qodho' puasa dan niat puasa sunnah." (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al 'Ilmiyyah wal Ifta', Fatwa No. 6497)

Wallahu a’lam…..